Rabu, 06 Juli 2011

BANGGA JADI KATOLIK (7)


 Ruang Katekese dan Informasi penting tentang iman dan Gereja Katolik.

"KUTULISKAN INI AGAR ANDA PUN TAHU."

PRIMAT PETRUS
...
Salah satu alasan yang paling mendasar bagi pemecahan gereja Katolik dan gereja-gereja lainnya, adalah soal “KUASA PETRUS DAN YANG KEMUDIAN DIWARISKAN KEPADA PARA PAUS, PENGGANTINYA. Baik Katolik Timur, Anglikan maupun Protestan menolak secara tegas hal ini. Oke, marilah kita memberikan pendasaran bagi issue ini sehingga bisa dipertanggung jawabkan, atau setidak-tidaknya kita percaya bahwa memang seperti itulah yang dikehendaki Yesus ketika Ia mendirikan Gereja-Nya di atas batu karang Petrus.

Primat (kuasa) Petrus adalah salah unsur ajaran penting dalam Kitab Suci. Gereja-gereja lain (non-Katolik) tidak mengakui kekuasaan Paus hanya untuk menciptakan sesuatu yang ilegal dalam iman mereka atau untuk mempertahankan dogma mereka yang keliru (salah). Karena itu, baiklah kita membuktikan bahwa kesetiaan kepada Paus tak bisa dilepaskan dari Gereja yang didirikan oleh Yesus.

Beberapa pertanyan penting bisa dikemukakan untuk menjawab keraguan saudara/i kita ini sebagai berikut:

1). Siapakah yang dimaksud dengan “batu karang” itu? Apakah Yesus atau Petrus?

2). Apakah Petrus diangkat oleh Yesus menjadi Gembala dan pimpinan bagi teman-temannya sesama rasul?

3). Mengapa Paus tidak dapat salah dalam pengajarannya? Dalam kasus-kasus seperti apa karena Paus juga seorang manusia.

4). Apakah Petrus mempunyai pengganti?

Kita mulai dari pertanyaan pertama:

1) Siapakah yang dimaksud dengan “Batu Karang?”

Yesus sudah tahu bahwa seperti janji setan dalam Luk 4:13: “Sesudah iblis mengakhiri semua pencobaan itu, ia mundur dari pada-Ny dan menunggu waktu yang baik.” Apakah inilah waktu itu ketika Gereja Kristus dipecah-pecahkan, bahkan menjadi serpihan yang sudah mencapai ribuan di masa kini sekarang ini? Bisa saja benar! Karena itu, keinginan Yesus adalah “AGAR KITA BERSATU” seperti yang tertulis dalam Yoh 17:11; “…Ya Bapa yang kudus, peliharalah mereka dalam nama-Mu, yaitu nama yang Engkau telah berikan kepada-Ku, supaya mereka menjadi SATU sama seperti Kita.”

Mat 16:18-19 mengatakan secara indah: “Dan Aku pun berkata kepadamu: Engkaulah Petrus dan di atas BATU KARANG ini Aku akan mendirikan Jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya. Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Sorga. Apa yang kauikat di dunia akan terikat di sorga dan apa yang kaulepaskan di dunia akan terlepas di surge.” (Catatan: Ini juga kutipan yang menjadi dasar bagi sakramen pengakuan dosa yang juga ditentang oleh kaum protestan).

Yesus berbicara dalam bahasa Aramaic dan nama panggilan dari Simon “Kefas” (Cephas) yang berarti : “ Batu Karang”. Anti Katolik menafsirkan kata batu karang ini bukan kepada Petrus melainkan kepada Diri Yesus sendiri (Lihatlah ketidak-logisan cara berpikir mereka). Yesus tidak berbicara kepda dirinya sendiri melainkan kepada Simon, “engkau adalah Petrus” (batu karang) dan di atasmu Aku akan mendirikan gereja-Ku. Jadi, di sini batu karang adalah Petrus dan bukan Yesus. Kalimat berikut dalam ayat 19 semakin memperjelas penjelasan ini bahwa “Aku akan memberikan kepadamu kunci Kerajaan Sorga…..dst.. Kata-kata dari Yesus ini menyakinkan Petrus akan kelemahan kemanusiaannya dalam memimpin Gereja yang didirikan oleh Yesus di atas batu karang Petrus. Untuk membingungkan umat, maka para anti Katolik mengutip semua kutipan yang berbicara tentng baru karang atau dari mana kata itu berasal. Biasanya mereka menggunakan 1 Kor 10:3-5;”…sebab mereka minum dari batu karang rohani yang mengikuti mereka, dan batu karang itu adalah Kristus.” Kata-kata dalam teks ini di luar konteks, sehingga tidak bisa diterapkan dalam perintah Yesus yang termaktub dalam Mat 16.

Lebih dari itu, kalau pun kita menerima apa yang tertulis dalam 1 Kor 10: 3-5 maka itu sama sekali tidak berlawanan dengan posisi Petrus. Orang Katolik selalu percaya bahw Yesus adalah kepala Gereja yang tak kelihatan dan sebenarnya atau batu karang spiritual dari Gereja yang didirikannya. Akan tetapi, Gereja ini tidak dibawa ke Surga. Gereja ini ada, tumbuh dan hidup di dunia di mana setan akan kembali setiap saat untuk menghancurkannya. Oleh karena itu, kuasa Petrus menjadi sangat penting untuk menjaga Gereja Kristus.

Lalu bagaimana dengan Paus sebagai kepala yang kelihatan dari Gereja Kristus? Perlu diingat bahwa ketika Allah membuat perjanjian dengan Abraham, Ia menjadikan Abraham sebagai bapa sekalian bangsa, tetapi itu tidak merongrong atau menggantikan peranan Allah sebagai Bapa segala bangsa/segala ciptaan. Allah tetap menjadi Bapa spiritual umat untuk selamanya.

2). Apakah Petrus diangkat oleh Yesus menjadi Gembala dan pimpinan bagi teman-temannya sesama rasul?

Jawaban atas no.2;

Dalam Yoh 21:15-19; kiranya menjadi jelas perintah Yesus kepada Petrus; “Simon, anak Yohanes….gembalakanlah domba-domba-...Ku…Simon, anak Yohanes…gembalakanlah domba-domba-Ku. Dalam bahasa Ingris dipakai dua kata yang beda artinya; pertama, “…shepherd my sheep (gembakanlah domba-domba-Ku), sedangkan dalam perintah kedua dipakai kata, “…feed my sheep (memberi makanan kepada domba-domba). Tentunya kita semua tahu bhwa gembala yang baik adalah Yesus sendiri seperti yang tertulis dalam Yoh 10:11; “Akulah gembala yang baik.” Tapi bila kita renungkan tentang perintah Yesus kepada Petrus, maka kita bisa menyimpulkan bahwa “DI SINI, YESUS MEMBERIKAN KUASA KEPADA PETRUS. Karena itu, kita menyebut Petrus sebagai pengganti Yesus dan semua yang menggantikan Petrus ( his successor), PARA PAUS MENDAPATKAN MANDAT YANG SAMA SEPERTI PETRUS UNTUK MENJADI GEMBALA (PASTOR) BAGI GEREJA UNIVERSAL.

PAUS berarti BAPA (Father). Ini adalah istilah yang mengungkapkan rasa afektif orang kepada mereka yang disayangi. St. Paulus sendiri menyebut dirinya; “Bapa” (Father) dalam 1 Kor 4:14-16)…”…menegor kamu sebagai anak-anakku yang terkasih…karena akulah yang menjadi bapamu oleh Injil yang diberitakan kepadamu…” Inilah yang juga menjadi alasan kenapa kita memanggil para romo kita sebagai: Bapa pastor… bahkan frater juga tak mau ketinggalan….karena umat juga memanggil mereka “bapa frater”

Romo Inno Ngutra.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar