• Basilika St. Petrus

    Basilika St. Petrus

  • Paus Benedictus XVI

    Paus Benedictus XVI

  • your image alt

    Vatican

Rabu, 06 Juli 2011

BANGGA JADI KATOLIK (6)


BANGGA JADI KATOLIK (6) : Ruang Katekese dan Informasi penting tentang iman dan Gereja Katolik.

"KUTULISKAN INI AGAR ANDA PUN TAHU."

SIAPA PENDIRI AGAMAMU? Seorang Protestan bilang; Bapa pendiri gerejaku adalah MARTIN LUHTER; Seorang sekte Marmons bilg: Pendiriku, JOSEPH SMITH; Methodisku: "JOHN WESLEY"; Anglikan; "Raja HENRY VIII"; Gereja B...abtis: "JOHN SMITH"; Jehova: "CHARLES TAZE RUSELL". Apa jawabanmu sebagai seorang Katolik? Siapa pendiri gerejamu?

1. PROTESTAN.

Didirikan oleh MARTIN LUTHER yang adalah mantan pastor, pengikut St. Agustinus. (penjelasan tentangnya sudah ada dalam bagian lain, tetapi apa yang mau saya tambahkan adalah karena protes yang keras terhadap gereja maka para pengikut Luther menamakan diri PROTESTAN (Para pemrotes terhadap gereja Katolik).

Inti ajarannya adalah "Sola Scriptura (hanya Kitab Suci) dan Sola Fide" (hanya Iman). Artinya, hanya Kitab Suci sebagai dasar iman dan hanya imanlah yang menjadi dasar keselamatan. Akibatnya, terhadap Surat rasul Yakobus yang mengatakan bahwa "Iman tanpa perbuatan adalah mati" adalah sesuatu yang bertentangan dengan ajaran Martin Luther, tapi anehnya, kitab itu tak bisa dikeluarkan dari Kitab Suci yang diakui oleh kaum Protestan.

Ajaran selanjutnya adalah "Sola gratia" (hanya rahmat); keselamatan bukan tergantung pada usaha manusia melainkan hanya dari rahmat dan belas kasihan Allah. karena itu, percaya saja (memiliki iman) yan berdasarkan Kitab Suci saja sudah menjamin keselamatan. hal ini sangat bertolak belakang dengan ajaran Katolik. Menurut ajaran Katolik, rahmat tetap penting tapi keselamatan adalah soal perjuangan pribadi setiap orang. Mungkin kalimat ini bisa menjelaskan maksudku; "KETIKA ALLAH MENCIPTAKANMU IA TAK PERNAH BERTANYA, SEPERTI APAKAH ENGKAU ATAU DALAM KELUARGA MANA DAN DIMANA ENGKAU HARUS LAHIR, TETAPI KETIKA IA MAU MENYELAMATKANMU (RAHMAT) MAKA IA HARUS BERTANYA KEPADAMU, APAKAH ANDA MAU DISELAMATKAN? Ajaran ini menekankan betapa kebebasan manusia sangat dihargai oleh Allah. Jika kebebasan tidak dihargai dan sangat menentukan dalam menggapai keselamatan, maka sharusnya Allah tidak perlu memberikan kebebasan keapda manusia, karena keselamatan otomatis diterima ketika kita percaya kepada-Nya.

2. MARMONS

Sekte Protestan ini didirikan oleh JOSEP SMITH pada tanggal 6 April 1830. Dia mengklaim gerejanya sebagai gereja yang benar karena ia dikirim oleh Allah untuk mendirikan gereja baru karena yang lama telah dinodai dengan berbagai praktek yang menyimpang dari ajaran Yesus.

Karena itu, hanya mereka yang percaya kepada Injil dan ajaran Marmonslah yang akan diselamatakan. Menurutnya, Jerusalem baru akan didirikan di Amerika. Gerejanya mengizinkan poligami. Dalam perkembangan lanjutnya, penggati JOSEP SMITT, BRINGHAM YOUNG memiliki 27 istri dan 52 anak. Skarang, gereja ini sudah terbagi lagi dalam beberapa sekte baru.

3. Agama METHODIS.

Didirikan oleh dua orang di Ingris, yakni: JOHN WESLEY (1703-1791) dan CHARLES WESLEY (1707-1788). Keduanya keluar dari keanggotaannya dari gereja Anglikan dan mendirikan agama tersebut.

4. aAgama ANGLIKAN

Didirikan oleh Raja Henry VIII di Ingris ketika Paus Klemens VII menolak memberikan dukungan atas tindakan perzinahannya dengan menikahi Anne Boleyn sebagai istri kedua. Setelah memproklamirkan diri sebagai pendiri gereja baru, ia kemudian mengambil lagi beberapa wanita menjadi istrinya (ada 6 istri resmi).

5. Agama BABTIS.

Gereja ini didirikan di Ingris oleh JOHN SMITT, seorang pelayan Anglikan pada tahun 1554-1612. Dalam perkembangan lanjutnya, gereja yang sama (dalam ajaran teologinya) didirikan lagi oleh ROGER WILLIAM pada tahun 1639 di Amerika. Mereka mengklaim diri sebagai agama asli dari Yohanes Pembabtis.

6. JEHOVA

Sekte ini didirikan pada tahun 1874 oleh CHARLES TAZE RUSELL, yang lahir di Pittsburg, USA. Gereja ini diubah namanya beberapa kali sampai pada nama finalnya, yakni JEHOVA (SAKSI2 JEHOVA). Dia mengklaim diri sebagai malaikat utusan Allah. Malaikat ini meninggal pada tahun 1916 dalam sebuah kecelakaan kereta api.

7. Agama ADVENT HARI KETUJUH

Gereja ini didirikan oleh JAMES dan ELLEN WHITE, di Michigan, USA. Hari resmi sembayang adalah hari SABTU. Mereka menerima Injil hanya sebagai sebuah teori, sedangkan mereka melihat ajaran Ellen sebagai "Pemberian kenabian" dari Allah.

Pertanyaan untuk jiwa mudamu:

1. SIAPA PENDIRI AGAMAMU; dan

2. ATAS DASAR APAKAH ENGKAU MENGATAKAN BAHWA DIALAH YANG MENDIRIKAN AGAMAMU?

1). Pa Steven, Dimas dan teman-teman sudah memberikan pendasarannya secara bagus dalam posting mereka;

2). Kita bisa meyimpulkan secara singkat begini: Inilah Gereja (Katolik) yang didirikan oleh Yesus di atas batu karang Petrus... pada tahun 33M;

3). Gereja inilah (Katolik) yang menciptakan Kitab Suci (mengumpulkan dan menyeleksi menjadi Kitab Suci seperti sekarang ini);

4). Semua gereja lain didirikan oleh tangan manusia yang menerjemahkan isi Kitab Suci yang telah diciptakan oleh Gereja Katolik;

5). Menerima primat (kuasa Petrus) adalah ajaran jelas dalam Kitab Suci agar umat kristen tidak bingung dengan segala sesuatu yang menyerangnya, melainkn memiliki kuasa yang memutuskan mana yang harus dipakai dan mana yang harus dibuang. Itu nyata dalam menyeleksi Kitab Suci;

6) Inilah Gereja (Katolik) meneruskan tradisi para Rasul, mulai dari Petrus dan teman-temannya sampai skarang ini dengan keanggotaan mencakup seluruh manusia di seluruh dunia/universal dan bukan lokal;

7). Jalan kepada keselamatan adalah hanya lewat Jesus dan Yesus senantiasa ada dalam Gereja yang didirikannya, yakni Gereja Katolik;

8) dan akhirnya, Gereja yang didirikan oleh Yesus adalah gereja yang tetap memelihara Yesus di dalamnya, yakni dalam EKRISTI KUDUS
9). PENDASARAN ALKITAB DIKATAKAN: Aku pun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya.
10). kata "jemaat-Ku" yang dipakai, sebenarnya berasal dari terjemahan Kitab Suci keluaran LAI dan diterima juga oleh LBI tetapi kalau ditelusuri lebih jauh lagi teks Kitab Suci ini diterjemahkan dari kitab suci berbahasa Yunani yang teks aslinya menggunakan kata GEREJA-KU (ECCLESIA).

Karena itu, benarlah  DIsimpulkan: HANYA GEREJA KATOLIK-lah yang disebut GEREJA KRISTUS.

Romo Inno Ngutra.

BANGGA JADI KATOLIK (7)


 Ruang Katekese dan Informasi penting tentang iman dan Gereja Katolik.

"KUTULISKAN INI AGAR ANDA PUN TAHU."

PRIMAT PETRUS
...
Salah satu alasan yang paling mendasar bagi pemecahan gereja Katolik dan gereja-gereja lainnya, adalah soal “KUASA PETRUS DAN YANG KEMUDIAN DIWARISKAN KEPADA PARA PAUS, PENGGANTINYA. Baik Katolik Timur, Anglikan maupun Protestan menolak secara tegas hal ini. Oke, marilah kita memberikan pendasaran bagi issue ini sehingga bisa dipertanggung jawabkan, atau setidak-tidaknya kita percaya bahwa memang seperti itulah yang dikehendaki Yesus ketika Ia mendirikan Gereja-Nya di atas batu karang Petrus.

Primat (kuasa) Petrus adalah salah unsur ajaran penting dalam Kitab Suci. Gereja-gereja lain (non-Katolik) tidak mengakui kekuasaan Paus hanya untuk menciptakan sesuatu yang ilegal dalam iman mereka atau untuk mempertahankan dogma mereka yang keliru (salah). Karena itu, baiklah kita membuktikan bahwa kesetiaan kepada Paus tak bisa dilepaskan dari Gereja yang didirikan oleh Yesus.

Beberapa pertanyan penting bisa dikemukakan untuk menjawab keraguan saudara/i kita ini sebagai berikut:

1). Siapakah yang dimaksud dengan “batu karang” itu? Apakah Yesus atau Petrus?

2). Apakah Petrus diangkat oleh Yesus menjadi Gembala dan pimpinan bagi teman-temannya sesama rasul?

3). Mengapa Paus tidak dapat salah dalam pengajarannya? Dalam kasus-kasus seperti apa karena Paus juga seorang manusia.

4). Apakah Petrus mempunyai pengganti?

Kita mulai dari pertanyaan pertama:

1) Siapakah yang dimaksud dengan “Batu Karang?”

Yesus sudah tahu bahwa seperti janji setan dalam Luk 4:13: “Sesudah iblis mengakhiri semua pencobaan itu, ia mundur dari pada-Ny dan menunggu waktu yang baik.” Apakah inilah waktu itu ketika Gereja Kristus dipecah-pecahkan, bahkan menjadi serpihan yang sudah mencapai ribuan di masa kini sekarang ini? Bisa saja benar! Karena itu, keinginan Yesus adalah “AGAR KITA BERSATU” seperti yang tertulis dalam Yoh 17:11; “…Ya Bapa yang kudus, peliharalah mereka dalam nama-Mu, yaitu nama yang Engkau telah berikan kepada-Ku, supaya mereka menjadi SATU sama seperti Kita.”

Mat 16:18-19 mengatakan secara indah: “Dan Aku pun berkata kepadamu: Engkaulah Petrus dan di atas BATU KARANG ini Aku akan mendirikan Jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya. Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Sorga. Apa yang kauikat di dunia akan terikat di sorga dan apa yang kaulepaskan di dunia akan terlepas di surge.” (Catatan: Ini juga kutipan yang menjadi dasar bagi sakramen pengakuan dosa yang juga ditentang oleh kaum protestan).

Yesus berbicara dalam bahasa Aramaic dan nama panggilan dari Simon “Kefas” (Cephas) yang berarti : “ Batu Karang”. Anti Katolik menafsirkan kata batu karang ini bukan kepada Petrus melainkan kepada Diri Yesus sendiri (Lihatlah ketidak-logisan cara berpikir mereka). Yesus tidak berbicara kepda dirinya sendiri melainkan kepada Simon, “engkau adalah Petrus” (batu karang) dan di atasmu Aku akan mendirikan gereja-Ku. Jadi, di sini batu karang adalah Petrus dan bukan Yesus. Kalimat berikut dalam ayat 19 semakin memperjelas penjelasan ini bahwa “Aku akan memberikan kepadamu kunci Kerajaan Sorga…..dst.. Kata-kata dari Yesus ini menyakinkan Petrus akan kelemahan kemanusiaannya dalam memimpin Gereja yang didirikan oleh Yesus di atas batu karang Petrus. Untuk membingungkan umat, maka para anti Katolik mengutip semua kutipan yang berbicara tentng baru karang atau dari mana kata itu berasal. Biasanya mereka menggunakan 1 Kor 10:3-5;”…sebab mereka minum dari batu karang rohani yang mengikuti mereka, dan batu karang itu adalah Kristus.” Kata-kata dalam teks ini di luar konteks, sehingga tidak bisa diterapkan dalam perintah Yesus yang termaktub dalam Mat 16.

Lebih dari itu, kalau pun kita menerima apa yang tertulis dalam 1 Kor 10: 3-5 maka itu sama sekali tidak berlawanan dengan posisi Petrus. Orang Katolik selalu percaya bahw Yesus adalah kepala Gereja yang tak kelihatan dan sebenarnya atau batu karang spiritual dari Gereja yang didirikannya. Akan tetapi, Gereja ini tidak dibawa ke Surga. Gereja ini ada, tumbuh dan hidup di dunia di mana setan akan kembali setiap saat untuk menghancurkannya. Oleh karena itu, kuasa Petrus menjadi sangat penting untuk menjaga Gereja Kristus.

Lalu bagaimana dengan Paus sebagai kepala yang kelihatan dari Gereja Kristus? Perlu diingat bahwa ketika Allah membuat perjanjian dengan Abraham, Ia menjadikan Abraham sebagai bapa sekalian bangsa, tetapi itu tidak merongrong atau menggantikan peranan Allah sebagai Bapa segala bangsa/segala ciptaan. Allah tetap menjadi Bapa spiritual umat untuk selamanya.

2). Apakah Petrus diangkat oleh Yesus menjadi Gembala dan pimpinan bagi teman-temannya sesama rasul?

Jawaban atas no.2;

Dalam Yoh 21:15-19; kiranya menjadi jelas perintah Yesus kepada Petrus; “Simon, anak Yohanes….gembalakanlah domba-domba-...Ku…Simon, anak Yohanes…gembalakanlah domba-domba-Ku. Dalam bahasa Ingris dipakai dua kata yang beda artinya; pertama, “…shepherd my sheep (gembakanlah domba-domba-Ku), sedangkan dalam perintah kedua dipakai kata, “…feed my sheep (memberi makanan kepada domba-domba). Tentunya kita semua tahu bhwa gembala yang baik adalah Yesus sendiri seperti yang tertulis dalam Yoh 10:11; “Akulah gembala yang baik.” Tapi bila kita renungkan tentang perintah Yesus kepada Petrus, maka kita bisa menyimpulkan bahwa “DI SINI, YESUS MEMBERIKAN KUASA KEPADA PETRUS. Karena itu, kita menyebut Petrus sebagai pengganti Yesus dan semua yang menggantikan Petrus ( his successor), PARA PAUS MENDAPATKAN MANDAT YANG SAMA SEPERTI PETRUS UNTUK MENJADI GEMBALA (PASTOR) BAGI GEREJA UNIVERSAL.

PAUS berarti BAPA (Father). Ini adalah istilah yang mengungkapkan rasa afektif orang kepada mereka yang disayangi. St. Paulus sendiri menyebut dirinya; “Bapa” (Father) dalam 1 Kor 4:14-16)…”…menegor kamu sebagai anak-anakku yang terkasih…karena akulah yang menjadi bapamu oleh Injil yang diberitakan kepadamu…” Inilah yang juga menjadi alasan kenapa kita memanggil para romo kita sebagai: Bapa pastor… bahkan frater juga tak mau ketinggalan….karena umat juga memanggil mereka “bapa frater”

Romo Inno Ngutra.

BANGGA JADI KATOLIK (8)


Ruang Katekese dan Informasi penting tentang iman dan Gereja Katolik.


"KUTULISKAN INI AGAR ANDA PUN TAHU."

... "Banyak orang skarang ini mendirikan gerejanya berdasarkan KITAB SUCI. Pertanyaan muncul: SIAPAKAH YANG MENCIPTAKAN KITAB SUCI? APAKAH KITAB SUCI MENCIPTAKAN GEREJA ATAU GEREJALAH YANG MENCIPTAKAN KITAB SUCI? Smakin bingung kan? Walaupun topiknya lumayan sulit untuk dipahami, tapi lebih baik tahu daripada tidak sama skali. Mau dapat pengetahuan gratis? Nantikan!

Terhadap pertanyaan utama: "SIAPAKAH YANG MENCIPTAKAN KITAB SUCI" memang rasanya sulit untuk dipahami. Karena itu, mungkin kita bisa merumuskan seperti ini; ATAS JASA SIAPAKAH TULISAN2 BERSERAKAN ITU DIKUMPULKAN MENJADI KITAB SUCI SEPERTI YANG KITA MILIKI SKARANG INI?

1. KITAB SUCI BUKANLAH SATU-SATUNYA SUMBER IMAN

Dengan judul ini saja, kita sudah berseberangan dengan keyakinan saudara/ri kita Protestan, yang inti ajarannya adalah "SOLA SCRIPTURA" (Hanya Kitab Suci saja). Namun, saya tidak mau berpolemik tentang keyakinan yang berbeda seperti ini. Apa yang saya jelaskan adalah soal kelogisan berpikir dan keyakinan akan kebenaran yang tertulis berdasarkan sejarahnya.

Jesus selama hidup-Nya di dunia ini tak pernah menyebutkan tentang sebuah Kitab Suci (dalam arti keharusan adanya sebuah Kitab Suci seperti TAURAT dalam Agama Yahusi). Benar kan? Dia tidak pernah memerintahkan para Rasul-Nya untuk percaya kepada sebuah buku. Demikian pun IA tak pernah memerintahkan para murid-Nya untuk menuliskan sebuah buku. Karena itu, sewaktu hidupnya para Rasul, harus diakui bahwa tidak ada yang namanya KITAB SUCI. Dengan kata lain, kita bisa menyimpulkan bahwa Yesus tak pernah membangun gereja-Nya di atas dasar sebuah Kitab/Buku sebagai dasar iman, tetapi Ia membangun sebuah Gereja sebagai pilar dan dasar dari sebuah kebenaran. (2 Tim 3:15). Dan Dia tidak pernah berjanji sebuah buku/Kitab melaikan Diri-Nya sendiri akan selalu beserta Gereja-Nya sampai akhir zaman (Mat.12:15) dan Roh Kudus akan memimpin para rasul dan para pengganti mereka sampai kepenuhan kebenaran yakni setelah Ia naik ke Surga (Yoh.14:16-17).


2. TRADISI DAN KITAB SUCI

Pada awal gereja di mana Kitab Suci belum ada, umat Kristen percaya pada pengajaran para Rasul, yang menjadi dasar iman mereka, yang mana disebut oleh gereja sebagai "TRADISI SUCI." Hal ini bisa dilihat dalam Mat.15:6-9. Sedangkan istilah2 seperti Tritunggal, Api Penyucian dan lain2 berasal dari surat2 para bapa Gereja yang kemudian dikuatkan oleh isi Kitab Suci kelak.

Tentang pentingnya tradisi dalam gereja bisa dibaca dalam 2 Tesalonika 2:15; "Sebab itu, berdirilah teguh dan berpeganglah pada ajaran2 yang kamu terima dari kami, baik secara lisan, maupun secara tertulis." Atau dalam 1Kor 11:2: "...kamu tetap mengingat akan aku dan teguh berpegang pada ajaran yang kuteruskan kepdamu.

Dengan penjelasan ini maka kiranya menjadi jelas bahwa ; Pertama, Kitab Suci adalah sebuah TRADISI. Kitab Suci bukanlah sesuatu yang diturunkan oleh Allah sebagai sebuah buku melainkan berupa inspirasi yang menggerakan para penulis menuliskan apa yang mereka alami. Kedua, tradisi lisan maupun tulisan tetap penting dalam membangun iman umat.

3. ALASAN TULISAN2 DIKUMPULKAN MENJADI KITAB SUCI.

Pada masa awal gereja, terdapat sekitar lebih dari 50 Injil, yang termasuk 4 Injil yang kita kta dalam Kitab Suci sekarang ini (Injil Matius, Markus, Lukas dan Yohanes). Selain itu, ada juga Injil lain seperti Injil Yakobus, Injil Thomas, Injil Ibrani, dll. Ada juga 22 buku Kitab lain, Kisah Para Rasul, Kisah Paulus, dan lain sebagainya. Banyaknya Kitab2 Injil ini semakin membingungkan umat gereja perdana. Di antara Injil dan Kitab2 itu ada juga yang isinya sangat bertentangan dengan ajaran Para Rasul, seperti ajaran Arius yang mengatakan bahwa Jesus bukan Allah, Apolinarius; Yesus bukan manusia, Macedonius; Roh Kudus bukan Allah. Kenyataan ini sungguh sangat memprihatinkan umat terutama dalam usaha untuk mengembangkan kehidupan iman mereka.

Menghadapi tantangan2 nyata seperti Gereja Katolik memutuskan untuk menyeleksi beberapa Kitab yang menunjukkan keaslian pada ajaran para Rasul dan yang betul2 penuh inspirasi. Inilah yang nantinya disebut Kanon (sarana untuk mengukut keaslian dan kebenaran Kitab Suci). Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa INJIL DATANG DARI GEREJA DAN BUKAN GEREJA DATANG DARI INJIL (Inilah jawaban atas tulisan di statusku di atas).

Sekedar sebagai kesaksian bahwa banyak orang Protestan akhirnya kembali kepada pangkuan Gereja Katolik setelah menyadari akan kebenaran cerita tentang Kitab Suci. Ini bukan terjadi karena mereka cuma belajar tentang Kitab Suci sendiri tetapi mereka belajar tentang sejrah terbentuknya Kitab Suci, yang merupakan hasil kerja kerasa Gereja Katolik. Dalam konteks ini, kita bisa mengatakan bahwa TANPA GEREJA KATOLIK, PASTI KITA TIDAK MEMILIKI KITAB SUCI SEPERTI YANG ADA SEKARANG INI.

4. GEREJA KATOLIK-LAH YANG MENGUMPULKAN TULISAN2 YG BERSERAKAN DAN MENJADIKANNYA KITAB SUCI SEPERTI YANG SKARANG INI.

Berawal dari Melito, Uskup dari Sardis (tahun 170 SM) yan gmencoba untuk memliki sebuah kanon tentang Kitab Suci Perjanjian Lama, namun karena ada kesulitan dalam daftar besar kitab2 yang beredar pada waktu itu maka usaha ini tidak berjalan dengan lancar.

Konsili Gereja di Laodicea, dengan izin Paus di Roma mencoba memproduksi kanon Kitab Suci. Tapi usaha ini pun hanya berkembang sebatas Paus Damasus. Di bawah kepemimpinannya, Ia memerintahkan St.Jerome menterjemahkan Kitab Suci dari bahasa aslinya ke dalm bahasa Latin (bahasa resmi dalam gereja waktu itu).

Dengan kuasa yang dimilik oleh Paus, ia kemudian menerima Injil Lukas dan digabungkan dengan ketiga Injil lain dengan alasan bahwa dalam Injil Lukas terekam lengkap kisah kanak-kanak Yesus, terutama dalam hubungan dengan Santa Perawan Maria. Lukas jugalah yang untuk pertama kalinya melukis gambar Bunda Maria dengan Yesus, yang sampai saat ini masih tersimpan di Gereja Basilika Santa Maria major di Roma. Injil Matius ide jelas tentang kuasa tidak mengajar Petrus dan gereja yang dibangun di atasnya. Injil Yohanes digunakan oleh orang Kristen perdana untuk mempertahankan imannya, terutama dalam hubungan dengan Sakramen Ekaristi sebagai Tubuh dan Darah Yesus. Injil Markus juga memberikan gambaran yang jelas tentang kuasa St. Petrus untuk memimpin gereja yang didirikan oleh Yesus, dan kuasa ini sampai saat ini masih dijalankan oleh para penggantinya, yakni Paus di Roma.

5.TIDAK ADA KITAB SUCI TANPA GEREJA.

Dari berbagai penjelasan di atas, kita lalu sampai pada kesimpulan logis bahwa "TIDAK ADA KITAB SUCI TANPA GEREJA KATOLIK". GEREJA KATOLIKLAH YANG MENGADAKAN KITAB SUCI, yang skarang malah diklaim oleh banyak orang sebagai miliknya, dan lebih parah lagi jika mereka berani mengatakan bahwa mereka LEBIH BENAR, LEBIH TAHU tentang Kitab Suci daripada Gereja Katolik. Ini sungguh sebuah lawak yang tidak lucu.

Dengan demikian, bagi mereka yang menyangkal tradisi, kuasa mengajar dan memimpin PAUS dan cuma percaya pada pewahyuan selalu mempertanyakan keabsahan Kitab Suci. Ini yang harus kita sadari bahwa ketika kita menyebut Injil Lukas, Injil Markus, dll. bukan berarti bahwa Kitab Suci sungguh ditulis oleh mereka. Kepercayaan ini berdasar pada tradisi gereja. Karena itu, isi Kitab Suci sendiri merupakan kumpulan dari tulisan2 mereka yang menjadi saksi bukan hanya sebagai Rasul tetapi sebagai murid dari para rasul seperti Lukas dan Markus. Kedua penulis ini bukanlah tergabung dalam kelompok 12 Rasul. Mereka adalah murid dari Petrus dan Paulus.

Karena itu, perjuangan untuk memasukan sebuah kitab/Surat dalam Kitab Suci sungguh memakan waktu dan pertimbangan yang matang dari sisi pewahyuan dan isinya yang mendukung perkembangan iman umat, seperti misalnya; Kitab Wahyu. Kitab ini awalnya tidak diterima oleh umat kristen perdana. Tapi hanya karena keputusan dari PAUS yang mempertimbangkan bahwa isi kitab ini dapat membantu umat dalam mengenal dan mengimani Allah, maka akhirnya kitab wahyu termaktub dalam Kitab Suci seperti sekarang ini. Kuasa Paus untuk menentukan ini berdasar pada Mat.28:20; Ajarilah mereka tentang segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan, lihatlah, Aku akan menyertaimu sampai akhir zaman. (kamu di sini adalah para rasul dibawa komando Petrus sebagai pemimpin resmi yang diangkat oleh Yesus).

Menjadi sebuah kebenaran bahwa segala sesuatu yang diperbuat oleh para rasul dan para bapa gereja perdana tidak tertulis dalam Kitab Suci. Kitab Suci sendiri mengakuinya itu dalam Yoh.21:25; "Masih ada banyak hal lain yang diperbuat oleh Yesus, tetpi jika semuanya itu harus dituliskan satu per satu, maka agaknya dunia ini tidak dapat memuat semua kitab yang harus ditulis itu." Karena itu, mereka yang percaya bahwa kebenaran hanya terdapat dalam Kitab Suci membuat sebuah kontradiksi besar dalam hidup mereka, ketika mereka menerima pewahyuan lewat pemimpin gereja mereka sebagai kebenaran. Bukankah apa yang diwahyuhkan kemudian TIDAK TERTULIS dalam Kitab Suci? Mengapa mereka harus mengakuinya? Gereja Katolik telah melihat kemungkinan bahwa Allah akan terus bekerja dalam setiap generasi sampai akhir zaman. Karena itu, kebenaran dalam Kitab Suci tak pernah disangkal, tetapi pewahyuan atau apa yang dilestarikan dalam tradisi gereja juga dipercaya datang dari Allah.

Karena itu, di balik segala kelemahan dan kekurangan gereja, terutama lewat pemimpin2nya, kita tidak bisa membuatnya menjadi alasan untuk meninggalkan gereja Katolik, apalgi untuk membenci. Gereja Katolik adalah gereja yang didirikan oleh Yesus sendiri di atas dasar Petrus sebagai lambang kesatuan para rasul yang lain. Para rasul yang lain, seperti Yakobus, Matius, Tadeus, dll. bahkan murid kesayangan Yesus, Yohanes, tak pernah mendirikan sebuah gereja baru karena kuasa yang diberikan kepada mereka. Walaupun berbebda pendapat atas banyak hal tapi mereka tetap percaya kepada Petrus sebagai pemimpin resmi mereka, yang diangkat sendiri oleh Yesus. Bahkan di zaman Paulus yang mendapatkan pewahyuan luar biasa dari Yesus, bahkan disebut rasul bagi bangsa2 lain pun tetap mengakui Petrus sebagai pemimpinnya karena hak yang diberikan oleh Yesus kepada Petrus sendiri secara khusus.

Pertanyaan untuk direnungkan oleh semua orang Kristen (baik Katolik maupun Protestan); "KALAU YESUS, KALAU PETRUS DAN PARA RASUL YANG LAIN TIDAK PERNAH MEMBAGI GEREJA MENJADI BAGIAN2 YANG TERPISAH SATU SAMA LAIN, SEKALIPUN BANYAK TERJADI SALAH PAHAM BAIK PADA LEVEL THEOLOGIS MAUPUN PRAKTIS HIDUP TERJADI, MENGAPA KITA MANUSIA SEKARANG HARUS MEMBAGINYA KARENA MERASAKAN BAHWA KEINGINAN KITA TIDAK TERAKOMODIR DALAM GEREJA KATOLIK, LALU KITA MENDIRIKAN GEREJA BARU? Apa artinya doa Yesus; SEMOGA MEREKA BERSATU' untuk kita dewasa ini? KALAU YESUS MEMPERSATUKAN MAKA IBLISLAH YANG SELALU MENCERAIKAN BERAIKAN KITA LEWAT NAFSU DAN KEINGINAN KITA YANG TIDAK BISA KITA KONTROL. Sadarlah akan itu dan renungkanlah. Kembalilah ke pangkuan gereja Katolik karena itulah yang diinginkan oleh Yesus.

Salam dari seorang sahabat untuk para sahabat,

Romo Inno

BANGGA JADI KATOLIK (9)


Ruang Katekese dan Informasi penting tentang iman dan Gereja Katolik.

"KUTULISKAN INI AGAR ANDA PUN TAHU."

Pengantar
...
Keinginan dan kemauan Yesus ketika Ia mendirikan Gereja-Nya tertulis jelas dalam doa indah-Nya; "SEMOGA MEREKA SEMUA MENJADI SATU." (Yoh.17:21). Gereja yang dipimpin oleh para Rasul dibawah komando sang komandan Petrus yang ditunjuk langsung oleh Sang Guru, Yesus Kristus hidup dan berkembang dengan sehat, meskipun di sana ada intrik-intrik yang memecahkan belakan gereja, seperti kasus "apakah diperbolehkan bagi mereka yang tidak bersunat untuk menjadi anggota gereja secara penuh? Terhadap kasus ini, munculah pertentangan sengit antara Petrus dan Paulus. Akhirnya, lahirlah konsili Yerusalem sebagai konsili pertama untuk membahasnya, dan hasilnya sungguh luar biasa (Kis 15:1-21). Sangat disayangkan bahwa dalam perkembangannya, akibat salah paham, akibat egoisme yang berlebihan, akibat nafsu pribadi yang tak bisa dikontrol lagi oleh hati dan pikiran sehat, maka Gereja yang Satu itu telah terbagi-bagi bahkan tercabik-cabik menjadi serpihan debu di atas perut bumi ini.

Dicatat dalam sejarah Gereja ada 3 moment perpecahan Gereja Kristus, sebagai berikut:

(1). " Gereja ORHTODOX ",

(2). MARTIN LUTHER dgn gerakan reformasi, yang para pengikutnya menamakan diri "PROTESTAN" dan

(3). Kaum ANGLIKAN dgn skandal Raja Henri VIII dari Ingris. Bagaimana sampai terjadi demikian dlm gereja Kristus? Jangan lewatkan penjelasannya.

1. Gereja ORTODOX atau GEREJA ORTODOX TIMUR

Sejarah singkat Lahirnya Gereja ORTODOX atau lazimnya kita kenal dengan nama "GEREJA ORTODOX TIMUR mencapai puncaknya pada tahun 1054.” Mereka mengakui gerejanya sebagai Gereja yang satu, kudus dan apostolik, yang didirikan oleh Yesus Kristus dan yang memisahkan diri dari Gereja Katolik Roma pada tahun 1054. Beberapa gereja Ortodox seperti: Ortodox Albania, Ortodox Bulgaria, Ortodox Yuani, Ortodox Rusia, Ortodox Macedonia, Ortodox Rumania dan lain-lain.

Ortodox atau Gereja Ortodox Timur mengklaim diri sebagai Gereja asli yang didirikan oleh Yesus Kristus dan para rasul-Nya. Selain beberapa issue teology yang tidak sama, khususnya tentang peranan TRITUNGGAL, dosa, keselamatan dan inkarnasi, dan akhirnya mereka menolak KEKUASAAN PAUS DI ROMA.

Usaha rekonsiliasi sudah diusahakan pada tahun 1274 dalam Konsili di Lyon-Perancis dan tahun 1494 dalam Konsili di Florence- Italia tapi tetap gagal untuk mempersatukan kembali kedua kubu ini dalam satu nama yakni GEREJA KATOLIK, khususnya Katolik Roma.

Akhirnya, perbedaan ini sampai sekarang terjadi antara Katolik Roma dan Ortodox atau Gereja Ortodox Timur.

2. Gereja ANGLIKAN (Gereja INGRIS)

Lahir sebagai protes Raja Henri VIII yang permohonan untuk menikahi istri Arthur, saudaranya yang meninggal dalam umur muda ditolak oleh Paus Julius II. Karena menuggu izinnya tidak keluar (dispensasi) maka pada umur 17 Raja Henry menikahi katharina, istri alm. Arthur.

Dalam perkembangan selanjutnya terjadi nikah2 lain yang dicatat sebagai 6 kali oleh Raja Henri VIII yang semuanya ditentang oleh Paus (Gereja Katolik). Untuk meneguhkan nikahnya, Henry VIII memproklamirkan dirinya sebagai pemimpin Gereja di Ingris yang terpisah dari Gereja Roma Katolik, sehingga ia memiliki hak penuh untuk mengurus perkawinannya.

Tambahan untuk kasus Raja Henri VIII (Anglikan);

Keberatan Paus untuk memberi dispensasi (izin) adalah ketika Ia mengajukan permintaan untuk menceraikan istri pertamanya, Katharina dan menikah dengan istri kedua Anne Boylen.Paus Klemens VII menolak dengan tegas tindakan raja seperti ini.

Beberapa martir Ingris yang mati karena menentang dan tidak mengakui kekuasaan Raja Henri VIII sebagai berikut:

1. Banyak orang dipenggal kepalanya di Jembatan London sebagai imbalan atas ketidak-pengakuan mereka atas kuasa raja.

2. John Fisher, Uskup Katolik di Rochester, dipenjarakan karena menolak kekuasan raja, khususnya dalam soal agama. Ia kemudian dipenggal kepalanya dan dipampang di atas jembatan London selama beberapa hari. Ia mati dengan Kitab Suci tetap di tangannya dan mendoakan para pembunuhnya.

3. Tuan Thomas More, ia adalah seorang Katolik tulen dalam ajaran dan devosinya. Ia melayani raja Henri sebagai ahli hukum. Namun, pada tahun 1527 ia menolak mendukung raja Henry VIII untuk urusan perceraiannya. Ia kemudian dipenjarakan oleh raja dan dipenggal kepalanya. Seblum mati, ia mengatakan kata2 yang terkenal ini: "SAYA ADALAH PELAYAN YANG BAIK DARI RAJA, TETAPI ALLAH ADALAH YANG PERTAMA."

Kelompok Anglikan ini kemudian dalam perkembangannya dipengaruhi oleh dua kekuatan besar dengan tradisi teologinya, yakni Katolik dan Protestan.

Akhir2 ini dengan adannya tabhisan Uskup Wanita, Para Lesbian maupun Homoseks diizinkan untuk jabatan imam bahkan jabatan Uskup semakin membuat kecewa umat dan beberapa imam lainnya. Gelombang besar dari kaum Anglikan kembali ke pangkuan Gereja Katolik dengan izin khusus dari Paus Benediktus VI, Paus yang skarang ini.

Karena itu, bila Anda bertemu dengan beberapa pastor yang ada istri dan anak2 sah maka bisa saja mereka adalah kelompok yang diizinkan oleh Gereja Katolik sekarang untuk kembali ke dalam pangkuan Gereja. Intinya, yang sudah nikah bisa diterima sambil melayani, sedangkan yang belum dan ingin menjadi imam, harus mengikuti hukum Gereja Katolik yakni' Selibater".


3. Gereja PROTESTAN (tahun.1520)

Tak dapat disangkal Martin Luther dianggap sebagai pendiri agama Protestan, yang skarang ini sudah tidak terhitung berapa sekte2 di dalamnya. Ia adalah seorang imam muda, pengikut Santo Agustinus yang tersohor itu. Martin Luther menjadi imam muda yang pintar dan profesor teologi dalam gereja Katolik.

Dalam perjalanannnya ke Roma pada tahun 1510 ia sangat terganggu oleh praktek beberapa imam katolik yang menjadikan sakramen tobat (pengakuan dosa sebagai sarna mendapatkan uang). Di titik inilah, musti dibenarkan pemahaman banyak orang bahwa Luther tidak pernah menolak praktek sakramen tobat melainkan ketika itu dibuat sebagai sarana untuk mendapatkan uang maka ditolak. (Dalam arti dosamu diampuni bila Anda membayar sejumlah uang kepada sang pelayan). Praktek yang tidak pernah dilakukan lagi oleh para imam dalam gereja Katolik sampai skarang ini.

Tibalah waktu yang dicatat dalam sejarah di mana Luther menempelkan 95 keberatannya di pintu gereja Wittenburg- Jerman, dan menghendaki diskusi terbuka dengan pihak gereja. Melalui debat yang panjang, 3 tahun setelahnya, Paus Lea X mengekskomunikasi Martin Luther karena ketidak-bersediaannya untuk kembali ke pangkuan Gereja.

Untuk mempermudah pengetahuan umat tentang Kitab Suci, sebagai imam yang pintar, Luther menterjemahkan Kitab Suci dari bahasa Latin ke Bahasa Jerman.

Pada tahun 1525, Luther menanggalkan janji imamatnya dan menikah dengan Katharina von Bora, seorang mantan suster, yang kemudian melahirkan 6 orang anak bagi Luther. Pada tahun 1529, untuk pertama kalinya para pengikut Luther menyebut diri sebagai PROTESTAN.

Inti ajaran Luther (Protestantisme) adalah "SOLA FIDEI" (hanya iman) bahwa keselamatan bisa dicapai hanya berkat iman bukan perbuatan; "SOLA GRATIA" (hanya rahmat): keselamatan adalah rahmat Allah semata dan bukan hasil usaha manusia lewat sakramen2 yang diterimanya; "SOLA SCRIPTURA" (hanya Kitab Suci): Satu2nya dasar kebenaran adalah KITAB SUCI, jadi bukan Paus maupun tradisi dalam gereja. Inilah sebabnya setiap orang Protestan boleh dan berhak untuk mendirikan gereja baru berdasarkan wahyu atau kebenaran yang diyakininya. Inilah alasan klasik mengapa ditemukan banyak aliran/sekte dalam Protestan sampai saat ini.

Sampai saat ini, Apakah Luther seorang Kudus/Santo (menurut Protestan) atau seorang berdosa (menurut Katolik) tidak ada seorang pun yang bisa mengatakan dengan pasti, karena hanya Allah yang bisa menghakimi setiap manusia dengan adil. Tapi apa yang dibuat Luther telah menghasilkan lebih 2.000 aliran atau sekter dalam agama Protestan.

Penutup

Untuk mengatakan bahwa semua orang akan menjadi Katolik, di bawah kepemimpinan Paus di Roma, pasti menjadi perkara yang susah, walaupun tanda-tanda untuk bergabungnya banyak aliran protestan mengalir deras ke pangkuan Gereja Katolik dalam 20 tahun terakhir ini. Apa yang kita sangat harapkan, dan ini menjadi cita-cita bersama, yakni agar setiap orang Kristen memiliki pemahaman yang satu dan sama tentang Yesus (karena disinyalir bahwa muncul aliran-aliran protestan yang mulai mempertanyakan ke-Allah-an Yesus).

Oleh karena itu, memberikan bekal pengetahuan kepada orang lain tetap menjadi keharusan, tetapi terlebih doa pun tetap harus dipanjatkan demi bersatunya orang Kristen. Semoga pembahasan di bawah tema ini bukan hanya memberi bekal pengetahuan kepada jiwa mudamu, tetapi agar Anda pun lebih mudah berkomunikasi dengan saudara-saudara kita yang lain, yang cenderung memiliki pendapat yang menyesatkan.

Salam dari seorang sahabat untuk para sahabat,

Romo Inno

BANGGA JADI KATOLIK (10)

  •  Ruang Katekese dan Informasi penting tentang iman dan Gereja Katolik.

    "KUTULISKAN INI AGAR ANDA PUN TAHU."

    Bhasa asli Kitab Suci adalah "ARAM, YUNANI & IBRANI". Taukah Anda siapakah yang menterjemahkan ke dalam bahasa Latin, bahasa resmi Gereja waktu itu? Dialah St. Hieronimus atas perintah Paus St. Damascus pada thn.... 382 selama kira2 40 tahun. Menyadari akan usaha keras Gereja Katolik seperti itu, pantaslah penghormatan diberikan kepadanya, dan rasa bangga selalu ada delem hati kita untuk bunda Gereja Katolik yangg tercinta.

    GEREJA KATOLIK MENETAPKAN KITAB PERJANJIAN BARU

    Ke-dua puluh tujuh kitab diterima sebagai Kitab Suci Perjanjian Baru baik oleh umat Kristen Katolik maupun Kristen lain. Pertanyaannya adalah: Siapa yang memutuskan kanonisasi Perjanjian Baru sebagai kitab-kitab yang berasal dari inspirasi Allah? Kita tahu bahwa Alkitab tidak jatuh dari langit, jadi darimana kita tahu bahwa kita bisa percaya kepada setiap kita-kitab tersebut?

    Berbagai uskup membuat daftar kitab-kitab yang diakui sebagai inspirasi Ilahi, diantaranya: [1] Mileto, uskup Sardis pada tahun 175 Masehi; [2] Santo Irenaeus, uskup Lyons - Perancis pada tahun 185 Masehi; [3] Eusebius, uskup Caesarea pada tahun 325 Masehi.

    Pada tahun 382 Masehi, didahului oleh Konsili Roma, Paus Damasus menulis dekrit yang menulis daftar kitab-kitab Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru yang terdiri dari 73 kitab.

    Konsili Hippo di Afrika Utara pada tahun 393 menetapkan ke 73 kitab-kitab Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru.

    Konsili Kartago di Afrika Utara pada tahun 397 menetapkan kanon yang sama untuk Alkitab Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Catatan: Ini adalah konsili yang dianggap oleh banyak pihak non-Katolik sebagai yang menentukan bagi kanonisasi kitab-kitab dalam Perjanjian Baru.

    Paus Santo Innocentius I (401-417) pada tahun 405 Masehi menyetujui kanonisasi ke 73 kitab-kitab dalam Alkitab dan menutup kanonisasi Alkitab.

    Jadi kanonisasi Alkitab telah ditetapkan di abad ke empat oleh konsili-konsili Gereja Katolik dan para Paus pada masa itu. Sebelum kanon Alkitab ditetapkan, ada banyak perdebatan. Ada yang beranggapan bahwa beberapa kitab Perjanjian Baru seperti surat Ibrani, surat Yudas, kitab Wahyu, dan surat 2 Petrus, adalah bukan hasil inspirasi Allah. Sementara pihak lain berpendapat bahwa beberapa kitab yang tidak dikanonisasi seperti: Gembala Hermas, Injil Petrus dan Thomas, surat-surat Barnabas dan Clement adalah hasil inspirasi Allah. Keputusan resmi wewenang Gereja Katolik menyelesaikan hal diatas sampai sekitar 1100 tahun kemudian. Hingga jaman Reformasi Protestan, praktis tidak ada lagi perdebatan akan kitab-kitab dalam Alkitab.

    Melihat sejarah, Gereja Katolik menggunakan wibawa dan kuasanya untuk menentukan kitab-kitab yang mana yang termasuk dalam Alkitab dan memastikan bahwa segala yang tertulis dalam Alkitab adalah hasil inspirasi Allah. Jika bukan karena Gereja Katolik, maka umat Kristen tidak akan dapat mengetahui yang mana yang benar.

    KITAB VULGATA - KARYA SANTO HIERONIMUS

    Ketika Kabar Gembira telah tersebar luas dan banyak orang menjadi Kristen, merekapun dibekali dengan terjemahan Kitab Perjanjian Lama dalam bahasa asli mereka yaitu Armenia, Siria, Koptik, Arab dan Ethiopia bagi umat Kristen perdana di wilayah-wilayah ini. Bagi umat Kristen di Afrika dimana bahasa Latin paling luas digunakan, ada terjemahan kedalam bahasa Latin yang dibuat sekitar tahun 150 Masehi dan juga terjemahan berikutnya bagi umat di Italia. Akan tetapi semua ini akhirnya digantikan oleh karya besar yang dibuat oleh Santo Hieronimus dalam bahasa Latin yang disebut "Vulgata" pada abad ke-empat. Pada masa itu ada kebutuhan besar akan Kitab Suci dan ada bahaya karena variasi terjemahan yang ada. Oleh karena itu sang biarawan, yang mungkin pada waktu itu adalah orang yang paling terpelajar, atas perintah Paus Santo Damascus pada tahun 382, membuat terjemahan Kitab Perjanjian Baru dalam bahasa Latin dan mengoreksi versi-versi yang ada dalam bahasa Yunani. Lantas di Bethlehem antara tahun 392-404, dia juga menterjemahkan Kitab-kitab Perjanjian Lama langsung dari bahasa Ibrani (jadi bukan dari Septuagint) kedalam bahasa Latin, kecuali kitab Mazmur yang direvisi dari versi Latin yang sudah ada. Ini adalah Alkitab lengkap yang diakui resmi oleh wewenang Gereja Katolik, yang nilainya tak terukur menurut para ahli alkitab masa kini, dan terus mempengaruhi versi-versi lainnya sampai pada jaman Reformasi Protestan. Dari Vulgata inilah dihasilkan terjemahan dalam bahasa Inggris yang terkenal yaitu Douai-Rheims Bible.

    ALKITAB KATOLIK
    Bahkan sebelum pecahnya Reformasi Protestan, ada banyak versi-versi Alkitab yang beredar pada masa itu. Banyak diantaranya mengandung kesalahan-kesalahan yang disengaja - seperti dalam kasus-kasus kaum bidaah, penyeleweng ajaran gereja yang berusaha mendukung doktrin-doktrin yang mereka ciptakan sendiri, dengan menuliskan Alkitab yang sudah diganti-ganti isinya. Ada juga kesalahan-kesalahan yang tidak disengaja oleh karena faktor manusia (human error), mengingat pekerjaan menyalin Alkitab dilakukan dengan tulisan tangan, ayat demi ayat, yang sangat memakan waktu dan tenaga.

    Oleh karena itu pada Konsili di Florence pada abad ke lima belas, para pemimpin Gereja menguatkan keputusan yang dibuat pada konsili-konsili sebelumnya mengenai kitab-kitab yang ada dalam Alkitab.

    Setelah meletusnya Reformasi Protestan, pada Konsili Trente oleh Gereja Katolik pada tahun 1546 dikeluarkanlah dekrit yang mensahkan Vulgata, versi Latin dari Alkitab sebagai satu-satunya versi resmi yang diakui dan sah untuk umat Katolik. Alkitab ini direvisi oleh Paus Sixtus V pada tahun 1590 dan juga oleh Paus Clement VIII pada tahun 1593.

    Selanjutnya pada konsili Vatikan I, kembali Gereja Katolik menegaskan keputusan konsili-konsili sebelumnya tentang Alkitab.

    Oleh karena itu di akhir tulisan ini, kita dapat membuat beberapa kesimpulan:

    Berdasarkan sejarah, Alkitab adalah sebuah kitab Katolik. Perjanjian Baru ditulis, disalin dan dikoleksi oleh umat Kristen Katolik. Kanon resmi dari kitab-kitab yang membentuk Alkitab - Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru - ditentukan secara berwibawa oleh wewenang Gereja Katolik pada abad ke empat.

    Menuruti akal sehat dan logika, Gereja Katolik yang memiliki kuasa untuk menentukan Firman Allah yang infallible - bebas dari kesalahan -, pasti juga memiliki otoritas yang infallible - bebas dari kesalahan - dan juga bimbingan dari Roh Kudus. Seperti telah anda lihat, terlepas dari deklarasi oleh Gereja Katolik, kita sama sekali tidak memiliki jaminan bahwa apa yang tertulis dalam Alkitab adalah Firman Allah yang asli. Jika anda percaya kepada isi Alkitab maka anda juga harus percaya kepada wibawa Gereja Katolik yang menjamin keaslian Alkitab. Adalah suatu kontradiksi bagi seseorang untuk menerima kebenaran Alkitab tetapi menolak wibawa Gereja Katolik. Logikanya, mereka mestinya tidak mengutip isi Alkitab sama sekali, karena mereka tidak memiliki pegangan untuk menentukan kitab-kitab mana saja yang asli, kecuali tentunya kalau mereka menerima wibawa mengajar Gereja Katolik.

    Sekedar untuk diketahui:

    MARTIN LUTHER DAN ALKITAB PROTESTAN

    Pada tahun 1529, Martin Luther mengajukan kanon Palestina yang menetapkan 39 kitab dalam bahasa Ibrani sebagai kanon Perjanjian Lama. Luther mencari pembenaran dari keputusan konsili Jamnia (yang adalah konsili imam Yahudi, jadi bukan sebuah konsili Gereja Kristen!) bahwa tujuh kitab yang dikeluarkan dari Perjanjian Lama tidak memiliki kitab-kitab aslinya dalam bahasa Ibrani. Luther melakukan hal tersebut terutama karena sejumlah ayat-ayat yang terdapat pada kitab-kitab tersebut justru menguatkan doktrin-doktrin Gereja Katolik dan bertentangan dengan doktrin-doktrin baru yang dikembangkan oleh Martin Luther sendiri.

    Oleh karena alasan yang serupa, Martin Luther juga nyaris membuang beberapa kitab-kitab lainnya: surat Yakobus, surat Ibrani, kitab Ester dan kitab Wahyu. Hanya karena bujukan kuat oleh para pendukung kaum reformasi Protestan yang lebih konservatif maka kitab-kitab diatas tetap dipertahankan dalam Alkitab Protestan. Namun demikian, tidak kurang Martin Luther mengecam bahwa surat Yakobus tidak pantas dimasukkan dalam Alkitab.

    Untuk mendukung salah satu doktrinnya yang terkenal yaitu Sola Fide (bahwa kita dibenarkan hanya oleh iman saja), dalam Alkitab terjemahan bahasa Jerman, Martin Luther menambahkan kata 'saja' pada surat Roma 3:28. Sehingga ayat tersebut berbunyi: "Karena kami yakin, bahwa manusia dibenarkan karena iman saja, dan bukan karena ia melakukan hukum Taurat". Tidak heran kalau Martin Luther meremehkan surat Rasul Yakobus dan berusaha untuk membuangnya dari Perjanjian Baru, karena justru dalam surat Yakobus ada banyak ayat yang menjatuhkan doktrin Sola Fide yang diciptakan oleh Martin Luther tersebut. Antara lain, dalam Yakobus 2:14-15 tertulis: "Apakah gunanya, saudara-saudaraku, jika seorang mengatakan, bahwa ia mempunyai iman, padahal ia tidak mempunyai perbuatan? Dapatkah iman itu menyelamatkan dia?" dan Yakobus 2:17 "Demikian juga halnya dengan iman: Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati" dan Yakobus 2:24 "Jadi kamu lihat, bahwa manusia dibenarkan karena perbuatan-perbuatannya dan bukan hanya karena iman."

    Salam seorang sahabat untuk para sahabat,

    Romo Inno

BANGGA JADI KATOLIK (11)

 Ruang Katekese dan Informasi penting tentang iman dan Gereja Katolik.

"KUTULISKAN INI AGAR ANDA PUN TAHU."

MASA-MASA KELAM DALAM GEREJA KATOLIK
...
"Pernakah Anda dengar atau tahu bahwa dalam Gereja Katolik pernah ada 3 PAUS yg mengklaim diri sebagai Paus yang benar dan memperebutkan kursi/takhta St. Petrus pada periode 1378-1417? Mereka adalah Paus Urbanus VI, Clemens VII dan Paus Alexander V. Penasaran atas alasannya kan? Silakan baca dalam keterangan di bawah ini."

Inilah kisah skandal tiga Paus dalam Gereja Katolik;

Stelah kematian Paus Gregorius XI (1378) para Kardinal memilih Paus Urbanus VI (1). Beberapa bulan kemudian, melawan kuasa Paus, para penentangnya mempersalahkan beliau atas kesalahan2nya. Para kardinal kemudian memilih seorang Paus lain sebagai tandingan, yakni Klemens VII (2) yang bertempat di Avignon (Perancis). Situasi gereja Katolik waktu itu sangatlah kacau karena kepemimpinan ganda ini. Setiap Paus mempertahankan diri sebagai yang benar dan sah dengan para pengikutnya, mulai dari level kardinal sampai ke tingkat umat awam.

Menyelesaikan masalah yang rumit ini, satu kelompok Kardinal di Pisa (Italia) menolak keberadaan kedua Paus itu dan memilih Paus baru, yakni Alexander V (1408).

Bagaimana pun kedua Paus sebelumnya menolak mundur dari jabatan mereka. Situasi rumit ini akhirnya melahirkan Konsili Canstantinopel (1417) yang menurunkan ketiga Paus ini dan memilih kembali bali Paus baru,yakni Paus Matinus V.

Apapun yang terjadi, janji Yesus bahwa Gereja-Nya tidak akan dikuasai oleh alam maut (iblis) sampai akhir zaman tetap terbukti dalam perjalanan zaman. Kelemahan manusiawi yang ada dalam diri para paus pun tak mampu menghancurkan gereja-Nya.

Pelajaran yang bisa kita peroleh dari situasi sulit ini yakni walaupun ada sebagian paus yang tidak suci, lemah dan rapuh namun tidak pernah memperlemah, apalagi untuk menghancurkan Gereja-Nya. Inilah dasar kebanggaan kita terhadap Gereja Katolik bahwa Gereja tetap berdiri kokoh kuat sekalipun para pimpinannya tidak memimpin dengan benar, sekalipun dipimpin oleh Paus yang rapuh dan lemah.

Menggunakan asap sebagai simbol sudah terpilihnya atau belum terpilihnya seorang Paus adalah tradisi yang lahir belakangan. Apa yang Prim katakan sebagai perseteruan para kardinal adalah benar. Perlu diketahui bahwa pada masa gereja setelah para Rasul, khususnya setelah gereja diakui keberadaannya oleh Kaisar Konstantinopel maka gereja dan politik adalah dua hal yang disatukan dalam kekuasaan seorang Paus, tentunya disamping pengakuan akan kekuasaan Kaisar atau raja. Dalam kondisi seperti inilah, maka munculnya kerumitan dalam konteks pemilihan Paus pada waktu itu hendaknya ditempatkan untuk dimengerti.

Apa yang kita bisa belajar dari tradisi yang dilestarikan seperti ini bahwa adalah gereja tetap memperbaharui diri atau dalam istilah latin yang indah "Ecclesia semper reformanda" (Gereja selalu memperhbaharui diri) dalam aliran zaman. Skali lagi bahwa kebanggaan kita seharunya ditumbuhkan pada kenyataan ini bahwa "biarpun gereja menghdapi situasi yang rumit, bahkan masalahnya muncul dari para pemimpinnya sendiri seperti para paus, atau masalah yang menggoncang gereja dewasa ini yakni kasuh pedofilia, sex abuse atau selibat para romo, tapi hendaknya doa tetap dipanjatkan dalam keyakinan bahwa masalah akan berlalu, dan gereja Kristus yang didirikan atas dasar Para Rasul akan tetap berdiri teguh sampai selamanya.

5 Paus pertama dalam Gereja;

1. St. Peter (32-67)2. St. Linus (67-76)3. St. Anacletus (Cletus) (76-88)4. St. Clement I (88-97)5. St. Evaristus (97-105)6.7.....dst

5 Paus terakhir adalah:

262. Blessed John XXIII (1958-63)263. Paul VI (1963-78)264. John Paul I (1978)265. John Paul II (1978-2005)266. Benedict XVI (2005—)

Berarti Paus yang pertama dalam Gereja adalah St. Petrus, murid Tuhan Yesus yang diangkat oleh Yesus sendiri menjadi Pemimpin para murid yang lain, sedangkan Paus yang skarang, yakni Benediktus XVI adalah Paus yang ke-266.

Salam seorang sahabat untuk para sahabat,

Romo Inno

BANGGA JADI KATOLIK (12)


BANGGA JADI KATOLIK (12) : Ruang Katekese dan Informasi penting tentang iman dan Gereja Katolik.

"KUTULISKAN INI AGAR ANDA PUN TAHU."

Tidak tahukah Anda bahwa penanggalan/kalender Masehi yang kita pakai sekarang ini diusahakan oleh Gereja Katolik lewat Paus Gregorius XIII? Banggalah karena gereja Katolikmu memiliki pengaruh yang luar biasa dala...m mengatur kehidupan dunia ini. Tidak percaya? Bacalah sejarahnya!

Kalender Masehi

Tiap tanggal 1 Januari orang-orang di berbagai belahan dunia akan bersorak sorai merayakan pergantian tahun. Setelah 365 hari yang telah kita lalui, kita akan menyambut 365 hari yang baru. Harapan-harapan dilambungkan untuk menyongsong hari yang baru. Doa-doa diucapkan. Tahun baru telah tiba! Namun, di balik kegembiraan tahun baru, pernahkah terlintas di benak kita pertanyaan-pertanyaan seputar kalender? Misalnya, tahukah anda mengapa satu tahun lamanya 365 hari dan setelah itu datang tahun baru membawa 365 hari yang baru, atau tahukah anda sejak kapan kalender yang kita gunakan sekarang ini mulai digunakan pertama kalinya dan siapa yang menciptakannya?Setiap tahunnya kita lalui 365 kali pergantian hari (dan 366 hari jika tahun kabisat) yang terbagi ke dalam 12 bulan.

Dimulai dengan Januari, diakhiri dengan Desember. Diantaranya terdapat Februari, Maret, April, Mei, Juni, Juli, Agustus, September, Oktober dan November. Pada duabelas bulan tersebut, setiap harinya istimewa.Hari-hari tertentu merupakan sebuah perayaan atau peringatan bagi sekelompok orang. Di negara kita misalnya, setiap tanggal 17 Agustus diperingati sebagai hari kemerdekaan negara kita.

Setiap tanggal 25 Desember umat Kristiani di seluruh dunia merayakan Natal. Pada tanggal 1 Januari, tahun baru kita rayakan. Jika digabungkan hari perayaan atau hari peringatan di seluruh dunia, kemungkinan besar setiap harinya merupakan hari perayaan atau peringatan.Tanggal-tanggal seperti ini adalah bagian dari sistem penanggalan Gregorian atau lebih kita kenal di Indonesia sebagai sistem penanggalan masehi. Selain resmi digunakan sehari-hari di negara kita, sistem penanggalan Gregorian ini merupakan sistem penanggalan internasional.Sistem penanggalan Gregorian adalah sistem penanggalan yang berdasarkan pada siklus pergerakan semu Matahari melewati titik vernal equinok dua kali berturut-turut, yang lamanya rata-rata adalah 365, 242199 hari.

Revolusi Bumi mengelilingi Matahari tiap tahunnya mengakibatkan Matahari terlihat dari Bumi bergerak melintasi bola langit.Padahal, sebenarnya Bumi bergerak mengitari Matahari maka kita melihat Matahari diproyeksikan pada medan bintang yang berbeda-beda.Lintasan Matahari semu selama setahun ini kemudian disebut ekliptika.Mudahnya, bayangkan saja bintang-bintang di langit. Bintang-bintang tampak terbit dan tenggelam setiap harinya. Hal ini tidak lain diakibatkan oleh rotasi Bumi terhadap sumbunya, bukan karena Bumi yang diam dan dikelilingi oleh bintang-bintang, seperti yang dikira orang-orang zaman dahulu selama berabad abad.

Titik vernal equinok adalah titik semu pada lintasan ekliptika tempat Matahari melewati atau tepat berada pada garis ekuator langit (perpanjangan garis ekuator Bumi), yang terjadi sekitar tanggal 21 Maret. Sistem penanggalan dengan acuan Matahari seperti ini disebut juga solar calendar kalender syamsiah. Oleh karena penyesuaian dengan pergerakan semu Matahari inilah, satu tahun dalam kalender Gregorian lamanya 365 hari.Tetapi, sistem penanggalan Gregorian dengan 365 hari seperti sekarang ini sebetulnya merupakan reformasi dari sistem penanggalan yang digunakan sebelumnya. Kalender Gregorian pada mulanya adalah kalender yang digunakan oleh bangsa Romawi kuno dan bukan berdasarkan pada siklus Matahari (solar calendar) seperti sekarang ini.Kalender aslinya dulu tidak terdiri dari duabelas bulan seperti sekarang, tetapi terdiri dari sepuluh bulan (Martius, Aprilis, Maius, Junius, Quintilis, Sextilis, September, October, November, December) dengan jumlah hari sepanjang tahun adalah 304 hari.

Kalender Romawi:

Permulaan tahun dalam kalender Romawi kuno dihitung sejak pendirian kota Roma pertama kalinya atau “from the founding of the city (of Rome)”, yang diterjemahkan dari bahasa Romawi “ab urbe condita”.Selain itu awal tahun atau tahun baru dirayakan setiap tanggal 1 Maret, bukan 1 Januari seperti sekarang. Kemudian kalender ini dimodifikasi menjadi kalender yang terdiri dari 12 bulan dengan jumlah hari tiap bulannya masih menyesuaikan dengan siklus peredaran Bulan mengitari Bumi, rata-rata adalah 29,5 hari. Raja Romawi, Numa Pompilius kemudian memperkenalkan Februari dan Januari diantara bulan Desember dan Maret.

Dengan demikian didapat tahun yang lamanya 354 hari. Kemudian pada tahun 450 SM Februari dipindahkan ke posisinya sekarang ini, di antara Januari dan Maret. Tetapi, tahun dengan 354 hari tidak sesuai dengan periode Bumi mengelilingi Matahari yang telah diketahui waktu itu, yaitu 365,242199 hari. Pada setiap akhir tahun kalender yang dimodifikasi tersebut tidak sesuai sekitar sebelas hari dengan pergantian musim, dan setelah tiga tahun perbedaan dengan musim ini menjadi sekitar sebulan.

Untuk mengakali hal ini, kalender segera dikoreksi dengan menambahkan satu bulan setiap dua tahun sekali. Tidak berapa lama kalender yang dikoreksi menimbulkan kebingungan dalam masyarakat Romawi kuno. Pada 46 SM, Julius Caesar mereformasi kalender dengan memerintahkan bahwa panjang satu tahun haruslah 365 hari dan terdiri dari 12 bulan, berdasarkan pertimbangan dari seorang ahli astronomi dari Alexandria bernama Sosigenes. Ini mengakibatkan beberapa hari harus ditambahkan pada beberapa bulan agar panjang tahun yang semula 354 hari dapat menjadi 365 hari. Ia juga menetapkan bahwa bulan-bulan yang berada pada urutan ganjil memiliki 31 hari dan bulan yang berada pada urutan genap memiliki 30 hari, dengan bulan Februarinya berjumlah 29 hari.

Selain itu, pada tahun 44 SM bulan Quintilis diubah namanya menjadi Juli untuk menghormati Julius Caesar. Demikian, jumlah hari dalam beberapa bulan tidak lagi bersesuaian dengan siklus Bulan mengelilingi Bumi yang lamanya rata-rata 29,5 hari. Kalender Julian, demikian kalender ini disebut, tidak lagi bersifat lunar calendar (kalender Qamariyah) karena ketidak sesuaiannya dengan siklus Bulan.

Tetapi permasalahan tidak serta merta selesai setelah reformasi kalender Julian. Masih ada perbedaan sekitar seperempat hari antara kalender Julian dengan panjang tahun sebenarnya (pergerakan semu Matahari sepanjang tahun). Jika dibiarkan terus, dalam kurun waktu empat tahun kalender Julian akan mengalami akumulasi perbedaan sebesar satu hari. Dalam waktu beberapa puluh tahun, kalender Julian akan mengalami akumulasi perbedaan dengan musim lebih besar lagi.

Dengan demikian, kalender Julian tidak lagi sesuai dengan pergantian musim, padahal tujuan utama reformasi Julian adalah menyesuaikan dengan musim. Reformasi Julian jadinya hanya menunda ketidak sesuaian tersebut, seperti yang terjadi pada kalender Romawi kuno, lebih lama saja. Untuk mengakali perbedaan dengan musim tersebut, dengan pertimbangan lain lagi dari Sosigenes, setiap empat tahun sekali akan ditambahkan satu hari pada bulan Februari. Tahun seperti inilah yang kemudian kita kenal sebagai tahun kabisat. Maka, pada tahun kabisat tersebut Februari akan terdiri dari 30 hari sehingga jumlah hari satu tahunnya menjadi 366 hari. Dengan begitu, panjang rata-rata tiap tahunnya adalah 365,25 hari dan menjadi cukup dekat dengan tahun sebenarnya yang panjang rata-ratanya 365,242199 hari. Namun, Februari yang kita kenal sekarang terdiri dari 28 hari. Terdapat cerita menarik mengenai perubahan Februari dari 29 hari menjadi 28 hari, meskipun tidak diyakini kebenarannya. Tahun 8 SM bulan Sextilis diganti namanya menjadi Augustus untuk menghormati kaisar Augustus yang memerintah Romawi setelah Julius Caesar. Pada masa kekuasaannya, ia mengambil satu hari dari bulan Februari untuk ditambahkan ke bulan Agustus, sehingga bulan Agustus pun kemudian terdiri dari 31hari, bukan 30 hari lagi seperti sebelumnya.

Dengan jumlah hari yang sama antara Juli dan Agustus, walaupun namanya dijadikan nama bulan setelah bulan Juli, ia tidak lagi merasa inferior terhadap Julius Caesar. Setelah didapat panjang tahun rata-rata yang cukup dekat dengan panjang tahun sebenarnya dengan solusi tahun kabisat, rupanya panjang tahun ini belumlah cukup sangat akurat sehingga dalam kurun waktu yang cukup lama dapat tetap mengakibatkan ketidaksesuaian dengan musim.

Usaha Paus Gregorius XIII

Dengan “kesalahan” yang besarnya hanya 0,007801 hari tiap tahunnya, dalam kurun waktu 128 tahun akan terdapat ketidaksesuaian dengan musim (panjang tahun sebenarnya) sekitar satu hari. Pada tahun 1582 kalender Julian telah memiliki ketidak sesuaian dengan musim sebesar10 hari.

Untuk mengatasi hal ini, Paus Gregorius XIII mengambil dua langkah.

Pertama, ia memutuskan bahwa tanggal 4 Oktober tahun 1582 akan langsung diikuti dengan tanggal 15 Oktober 1582, bukan tanggal 5 Oktober 1582.

Kedua, untuk mencegah ketidak sesuaian dengan musim ini kembali terjadi, ia juga menetapkan bahwa tiga dari empat tahun abad (tahun yang berakhiran dengan 00, misalnya tahun 1600, 1700, dst) bukanlah tahun kabisat. Dengan peraturan tahun kabisat yang dulu, setiap empat tahun sekali, tahun yang habis dibagi empat akan menjadi tahun kabisat.Tetapi, dengan peraturan yang dikeluarkan oleh Paus Gregorius ini maka tahun abad yang tidak habis dibagi 400 tidak akan menjadi tahun kabisat.

Dengan demikian, tahun 1700, 1800, 1900 bukan tahun kabisat, sedangkan tahun 2000, yang habis dibagi 400, merupakan tahun kabisat.Tetapi, peraturan dari Paus Gregorius ini tidak langsung diterapkan.Memang negara-negara dengan mayoritas umat Katholik dengan segera mengubah penanggalannya ke sistem penanggalan yang telah direformasi Paus Gregorius, tetapi tidak demikian pada negara-negara dengan mayoritas umat Kriten Protestan dan lainnya.

Pada banyak negara kalender Julian masih digunakan, bahkan sampai tahun 1918 masih digunakan oleh Rusia. Sehingga dalam kurun waktu 1582-1918 tersebut, harus jelas penanggalan yang mana yang digunakan, yang Julian atau Gregorian.

Demikianlah kisah kalender yang kita gunakan sehari-hari kini.Menarik mengetahui bahwa manusia dapat “mensiasati waktu"

Salam seorang sahabat untuk para sahabat,

Romo Inno

BANGGA JADI KATOLIK (13)



BANGGA JADI KATOLIK (13) : Ruang Katekese dan Informasi penting tentang iman dan Gereja Katolik.


"KUTULISKAN INI AGAR ANDA PUN TAHU."

... Perayaan NATAL 25 Desember yg skrang dirayakan meriah oleh semua orang Kristen merupakan tradisi yang dikembangkan oleh Gereja Katolik. Begitupun kisah seperti Santa Claus dan pohon Natal. Anehnya, banyak orang berani menyalahkan gereja Katolik atas apa yang menjadi tradisinya. Bacalah sejarahnya maka kekaguman pada Gereja Katolikmu semakin membara.

1. Asal-usul Natal:

Kata Christmas (Natal) yang artinya Mass of Christ atau disingkat Christ-Mass, diartikan sebagai hari untuk merayakan kelahiran “Yesus”. Perayaan yang diselenggarakan oleh non-Kristen dan semua orang Kristen ini berasal dari ajaran Gereja Kristen Katolik Roma. Tetapi, dari manakah mereka mendapatkan ajaran itu? Sebab Natal itu bukan ajaran Bible (Alkitab), dan Yesus pun tidak pernah memerintah para muridnya untuk menyelenggarakannya. Perayaan yang masuk dalam ajaran Kristen Katolik Roma pada abad ke empat ini adalah berasal dari upacara adat masyarakat penyembah berhala.

Karena perayaan Natal yang diselenggarakan di seluruh dunia ini berasal dari Katolik Roma, dan tidak memiliki dasar dari kitab suci, maka marilah kita dengarkan penjelasan dari Katolik Roma dalam Catholic Encyclopedia, edisi 1911, dengan judul “Christmas”, anda akan menemukan kalimat yang berbunyi sebagai berikut:

“Natal bukanlah diantara upacara-upacara awal Gereja … bukti awalmenunjukkan bahwa pesta tersebut berasal dari Mesir. Perayaan inidiselenggarakan oleh para penyembah berhala dan jatuh pada bulanJanuari ini, kemudian dijadikan hari kelahiran Yesus.”

2. Tanggal 25 Desember:

Tidak tercatat dalam Kitab Suci bahwa Yesus lahir pada tanggal 25 Desember. Catholic Encyclopedia sendiri secara tegas dan terang-terangan mengakui fakta ini. Tidak seorang pun yang mengetahui, kapan hari kelahiran Yesus yang sebenarnya.

Pada abad ke-4 Masehi kepercayaan itu masuk dalam agama Kristen. Sehingga perayaan hari kelahiran Sun-god (Dewa Matahari) yang jatuh pada tanggal 25 Desember, diresmikan menjadi hari kelahiran Son of God (Anak Tuhan – Yesus).

3. Pohon Natal:

“Rangkaian bunga Holly, pohon Mistletoe dan batang pohon Yule…yang dipakai sebagai penghias malam Natal adalah warisan dari zaman sebelum Kristen.”

“Hiasan yang dipakai pada upacara Natal adalah warisan dari adatagama penyembah berhala (paganisme), yang menghiasi rumah dantempat peribadatan mereka yang waktunya bertepatan denganmalam Natal sekarang. Sedangkan pohon Natal berasal darikebiasaan Mesir Kuno, yang masanya lama sekali sebelum lahirnyaagama Kristen.

4. Santa Claus:

“St. Nicholas, adalah seorang pastor di Myra yang amat diagung-agungkan oleh orang-orang Yunani dan Latin setiap tanggal 6 Desember…Legenda ini berawal dari kebiasaannya yang suka memberikan hadiah secara sembunyisembunyi kepada tiga anak wanita miskin… untuk melestarikan kebiasaan lama dengan memberikan hadiah secara tersembunyi itu digabungkan ke dalam malam Natal. Akhirnya tarkaitlah antara hari Natal dan Santa Claus…”

Mengetahui semua warisan itu, ada beberapa hal yang perlu dijelaskan agar menempatkannya dalam konteks yang benar:

1. Hampir semua kebiasaan itu berasal dari dunia/orang2 kafir yang diambil alih oleh Gereja katolik dan diberi nuangsa rohani. Itulah fungsi gereja berinteraksi dengan budaya setempat. Kalau semua hal harus berdasar pada Kitab Suci maka mengapa harus merayakan Natal yang jelas2 tidak berdasar pada Kitab Suci? Tapi itulah cara Gereja Katolik menghormati tradisi atau warisan leluhur yang dipercaya juga bahwa Allah bekerja dalam dan melalui mereka.

2. Gereja Katolik tetap mengakui bahwa kebenaran bukan hanya terdapat dalam Kitab Suci tapi juga dalam tradisi. Itulah cara luar biasa dari Allah untuk menyapa kita. Iman sendiri adalah sebuah tradisi atau kebiasaan dari gereja awal. Inilah alasan kenapa Gereja Katolik tetap memberi tempat istimewa bagi pemeliharaan tradisi.

3. Menyaksikan semua usaha keras Gereja Katolik seperti itu maka tidak ada yang bisa kita ucapkan selain terima kasih dan kiranya semakin mempertebal rasa banggamu pada Gereja Katolikmu.

Salam seorang sahabat untuk para sahabat,

Romo Inno